5 Kiat Membangun Rumah Tropis untuk Menciptakan Kenyamanan di dalam Hunian

Indonesia merupakan negara beriklim tropis lembab. Hal ini mengakibatkan kondisi wilayahnya selalu memperoleh penyinaran matahari sepanjang tahun, memiliki kelembaban udara dan curah hujan yang tinggi, namun tekanan udaranya rendah. Suhu udara pada wilayah iklim tropis berkisar antara 20 hingga 30 derajat Celsius. Desain bangunan di wilayah iklim tropis harus dibuat dengan menyesuaikan kondisi iklim, tak terkecuali rumah.

Berbicara soal rumah, desain rumah yang dirancang akan menentukan kenyamanan penghuninya. Seperti yang telah diketahui, rumah yang nyaman akan menjamin penghuni memiliki kualitas yang baik pada saat beraktivitas maupun beristirahat. 

Rumah yang dibangun dengan prinsip iklim tropis lebih dari sekedar estetika atau tampilan luarnya saja. Lima hal penting yang harus dipertimbangkan dalam mendesain rumah beriklim tropis, di antaranya sebagai berikut.

1. Pencahayaan dan Penghawaan Alami

Ilustrasi Ruang dengan Pencahayaan dan Penghawaan Alami (Pexels/Pixabay)

Cahaya matahari diperlukan sebagai sumber pencahayaan alami pada rumah. Selain itu, rumah tidak akan terasa lembab dan gelap. Penghuni juga memperoleh manfaat yang baik untuk kesehatan dengan masuknya cahaya matahari ke dalam rumah.

Hadirnya pencahayaan alami pasti sejalan dengan masuknya angin dari luar menuju ke rumah. Sistem penghawaan alami yang cocok di dalam rumah beriklim tropis yaitu sistem ventilasi silang. Angin masuk melalui jendela atau ventilasi, lalu bergerak ke atas dengan mengalirkan udara panas. Oleh karena itu, pada bagian bawah atap sebaiknya diberi lubang atau ventilasi kecil sebagai jalur keluarnya udara panas.

2. Bentuk Atap

Ilustrasi Bentuk Atap (Pexels/Quang Nguyen Vinh)

Bentuk atap yang ideal untuk dibangun di wilayah iklim tropis yaitu atap yang miring dan memiliki teritisan. Atap miring dibentuk dengan tujuan mengalirkan air hujan ke bawah sehingga rumah tidak mengalami kebocoran. Selain itu, atap miring juga menciptakan langit-langit rumah yang tinggi, sehingga dapat memasukkan cahaya dan angin dari luar.

Sementara itu, teritisan merupakan bagian atap yang memanjang. Teritisan berfungsi untuk mengurangi tampias air hujan dan cahaya matahari yang berlebihan agar bagian dalam rumah tidak mendapat panas berlebih dan menghindari efek silau.

3. Material Bangunan

Ilustrasi Rumah dengan Material Lokal (Pexels/Quang Nguyen Vinh)

Material bangunan pada wilayah iklim tropis biasanya mengambil dari wilayah sekitar lokasi rumah, seperti batu-bata. Pemilihan material juga harus mempertimbangkan aspek iklim berupa ketahanan dari curah hujan dan panas matahari, serta anti rayap atau serangga.

4. Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau

Ilustrasi Ruang Terbuka Hijau (Pexels/Max Vakhtbovych)

Saat ini, esensi ruang terbuka hijau mulai dilupakan oleh perancang atau bahkan penghuni rumah itu sendiri. Lahan terbuka atau taman yang didominasi perkerasan beton dan bebatuan menjadi tren desain yang digandrungi pada masa kini.

Material perkerasan justru membuat rumah semakin panas dan pengap. Ditambah, air hujan tidak akan terserap ke dalam tanah, sehingga dapat menyebabkan banjir jika rumah tidak memiliki sistem drainase yang baik.

Tanaman sudah menjadi unsur penting di dalam lingkungan beriklim tropis lembab. Keberadaan tanaman mampu memberikan efek sejuk dan kenyamanan saat beraktivitas di luar rumah.

5. Tata Letak dan Pengaturan Ruang

Ilustrasi Ruang Tanpa Sekat (Pexels/Keegan Checks)

Tata letak atau zonasi ruang ternyata juga mempengaruhi kenyamanan di dalam rumah. Interior rumah dengan banyak sekat menyebabkan pencahayaan dan penghawaan alami menjadi tidak maksimal.

Fungsi ruang yang bersifat publik, seperti ruang keluarga, ruang makan, dan dapur, sebaiknya didesain lapang dan tanpa sekat. Terlebih lagi, apabila ingin membangun rumah di atas lahan yang sempit, cara ini efektif untuk memaksimalkan penggunaan ruang. Ruang yang lapang dapat menyiasati keterbatasan lahan sehingga bagian dalam rumah tampak lebih luas.

Supaya penghuni merasa nyaman dan tidak sesak, pemilihan perabotan rumah tangga juga membantu mencapai kesan lega di dalam rumah.  Perabotan rumah tangga yang dapat diatur sesuai kebutuhan ruang yaitu tempat penyimpanan. Tempat penyimpanan lebih baik mempunyai desain yang minimalis dan fleksibel, seperti penyimpanan milik Olymplast berikut ini.

Tempat Penyimpanan dari Olymplast (instagram.com/olymplast)

a. Rak Penyimpanan Fleksibel Olymplast (RFO)

RFO mempunyai berbagai pilihan susunan yang tentunya mudah dibongkar pasang, tahan air, dan terdapat motif bunga yang cocok untuk mempercantik interior rumah.

b. Rak Susun Plastik Serbaguna Olymplast (RSO)

Serupa tapi tak sama, rak susun RSO juga bisa dipilih karena mudah dirakit, mempunyai beragam susunan, dan tersedia dalam banyak varian warna (coklat, merah muda, biru, dan hijau).

c. Trolley Penyimpanan Serbaguna Olymplast Flexible Trolley 3 Susun

Jangan sampai lewatkan perabotan yang satu ini. Tempat penyimpanan berbentuk keranjang ini patut dipertimbangkan karena memiliki kapasitas penyimpanan yang besar, mudah dibongkar pasang, dan memiliki opsi warna netral yang dapat disesuaikan dengan interior rumah.

Material perabotan Olymplast terbuat dari plastik, sehingga menjadi pilihan tepat bagi penghuni rumah yang ingin mencari perabotan rumah tangga dengan fleksibilitas dan keawetan yang terjamin. 

Itulah beberapa kiat yang bisa dilakukan untuk membangun rumah beriklim tropis. Membangun rumah dengan prinsip iklim tropis dapat membawa sejumlah manfaat, yaitu penghuni dapat menghemat penggunaan energi listrik, memperoleh kualitas fisik dan psikologis karena adanya paparan alam di sekitar rumah, dan mampu mewujudkan terciptanya rumah sehat. Selain itu, selalu ingat bahwa Olymplast Juaranya Rapikan Rumah!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Green Business Jadi Salah Satu Upaya Generasi Muda Meminimalisir Perubahan Iklim

3 Cara Meningkatkan Engagement Bisnis UMKM Biar Banyak yang Lirik